Sabtu, 03 Mei 2014

Makalah Hutan Dataran Rendah







TUGAS EKOLOGI TUMBUHAN
“HUTAN DATARAN RENDAH”


Disusun oleh :
Agung Febrianto
Astri Yuliani
Atikah Ananda
Fitri Yani Syahrizal
Inta Norma Rusadi
Khairiawati
Puji Rahayu
Rizka Amalia

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI
JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS ISLAM RIAU
PEKANBARU
2014


PROFIL KELOMPOK

 
Nama : Agung Febrianto
Kelas/NPM : 6b


Nama : Astri Yuliani
Kelas/NPM : 6b/116511643




Nama : Atikah Ananda
Kelas/NPM : 6b/116512126


Nama : Inta Norma Rusadi
Kelas/NPM : 6b/116511647


Nama : Puji Rahayu
Kelas/NPM : 6b/116510416








Nama : Fitri Yani Syahrizal
Kelas/NPM : 6b/116511936


Nama : Khairiawati
Kelas/NPM : 6b/116511493

 
Nama : Rizka Amalia
Kelas/NPM : 6b/116511900














 













 


 































 





 
 
  




HUTAN DATARAN RENDAH
PENGERTIAN HUTAN SECARA UMUM
Hutan adalah sebuah kawasan yang ditumbuhi dengan lebat oleh pepohonan dan tumbuhan lainnya. Kawasan-kawasan semacam ini terdapat di wilayah-wilayah yang luas di dunia dan berfungsi sebagai penampung karbon dioksida (carbon dioxide sink), habitathewan, modulator arus hidrologika, serta pelestari tanah, dan merupakan salah satu aspek biosferBumi yang paling penting.
Hutan adalah bentuk kehidupan yang tersebar di seluruh dunia.Kita dapat menemukan hutan baik di daerah tropis maupun daerah beriklim dingin, di dataran rendah maupun di pegunungan, di pulau kecil maupun di benua besar.
Hutan merupakan suatu kumpulan tumbuhan dan juga tanaman, terutama pepohonan atau tumbuhan berkayu lain, yang menempati daerah yang cukup luas.





PENGERTIAN HUTAN DATARAN RENDAH


Hutan dataran rendah merupakan hutan yang tumbuh di daerah dataran rendah dengan ketinggian 0 - 1200 m. Hutan hujan tropis yang ada wilayah Dangkalan Sunda seperti di Pulau Sumatera, dan Pulau Kalimantan termasuk hutan dataran rendah.
Hutan dataran rendah Sumatera memiliki keanekaragaman hayati yang terkaya di dunia. Sebanyak 425 jenis atau 2/3 dari 626 jenis burung yang ada di Sumatera hidup di hutan dataran rendah bersama dengan harimau Sumatera, gajah, tapir, beruang madu dan satwa lainnya. Selain itu, di hutan dataran rendah Sumatera juga ditemukan bunga tertinggi di dunia (Amorphophallus tittanum) dan bunga terbesar di dunia (Rafflesia arnoldi).
Lingkungan hutan hujan tropis menyediakan kondisi pertumbuhan yang optimal berupa curah hujan melimpah dan kehangatan sepanjang tahun. Pada hutan hujan tropis matahari bersinar sangat kuat dan dengan kuantitas waktu yang sama setiap hari sepanjang tahun, menjadikan iklim hangat dan stabil. Hutan hujan tropis bercirikan suhu rata-rata 25 c dan curah hujan rata-rata 2.000 – 4.000 mm per tahun.
Hutan hujan memiliki begitu banyak tanaman dan hewan.Lebih dari 50% tanaman dan hewan di bumi hidup di sini.Hal tersebut dikarenakan besarnya jumlah energi yang tersimpan di hutan ini. Melimpahnya sinar matahari diubah menjadi energi oleh tumbuhan melalui proses fotosintesis. Energi ini tersimpan pada tumbuhan kemudian dikonsumsi oleh hewan.Selain itu, hutan hujan tropis berstruktur kanopi, memungkinkan tersedianya banyak tempat bagi tanaman untuk tumbuh dan tempat hidup bagi hewan.Kanopi menyediakan sumber-sumber makanan baru, perlindungan, dan tempat bersembunyi.Hutan hujan tropis juga dijuluki sebagai farmasi terbesar di dunia karena hampir 1/4 obat modern berasal dari tumbuhan di hutan hujan ini.
Hutan hujan tropis secara sederhana adalah hutan hujan di daerah tropis. Hutan ini dapat dijumpai di sekitar ekuator dari 23,5 LU hingga 23,5 LS yaitu daerah antara Cancer Tropis dan Capricorn Tropis. Hutan ini dapat ditemukan di Asia (Indonesia), Australia, Afrika (Kongo), Meksiko, Amerika Tengah, Amerika Selatan (Bolivia, Venezuela, Kolombia, Brazil, Suriname, Peru), Papua Nugini, pulau-pulau di samudera Pasifik, kepulauan Karibia, dan pulau-pulau Samudera Hindia
             .
CIRI-CIRI HUTAN HUJAN TROPIS
Hutan hujan tropis ini terdapat di daerah khatulistiwa di seluruh dunia, seperti Asia tengah termasuk Indonesia, Amerika tengah dan selatan, Afrika, serta Australia.
Ciri-ciri hutan hujan tropis sebagai berikut :
1.      Hutan hujan tropis adalah hutan dengan pohon-pohon yang tinggi, iklim yang hangat, dan curah hujan yang tinggi.
2.      Curah hujan sangat tinggi, lebih dari 2.000 mm/tahun.
3.      Pohon-pohon utama memiliki ketinggian antara 20 – 40 m.
4.      Cabang pohon berdaun lebat dan lebar serta selalu hijau sepanjang tahun.
5.      Mendapat sinar matahari yang cukup, tetapi sinar matahari tersebut tidak mampu menembus dasar hutan.
6.      Mempunyai iklim mikro di lingkungan sekitar permukaan tanah/di bawah kanopi (daun pada pohon-pohon besar yang membentuk tudung).
7.      Hutan basah ini tumbuh di dataran rendah hingga ketinggian sekitar 1.200 m dpl., di atas tanah-tanah yang subur atau relatif subur, kering (tidak tergenang air dalam waktu lama), dan tidak memiliki musim kemarau yang nyata (jumlah bulan kering < 2).
8.      Tumbuhan yang khas yang hidup di bioma ini adalah tumbuhan liana (tumbuhan merambat) seperti rotan dan tumbuhan epifit seperti anggrek. Hewan yang khas di bioma ini adalah harimau, badak, babi hutan, dan orangutan.
9.      Terletak di 23,50 LU – 23,50 LS.

Siklus Pertumbuhan Hutan
Pohon mati disebabkan umur yang tua, biasanya dari ujung cabang memutar kembali kepada tajuk, sedemikian sehingga spesimen hampir mati tua (`overmature' ) adalah ‘‘stagheaded'', dengan dahan lebat yang diarahkan oleh hilangnya anggota yang semakin langsing; lubang biasanya berongga pada tingkat ini. Gugur tajuk ke bawah adalah bagiannya, dan secepatnya batang dan musim gugur potongan dahan sisanya, sering menyurut oleh suatu hembusan keras badai yang diawali dengan angin.Alternatif batang terpisah sebagai kolom berdiri.Banyak pohon tidak pernah menjangkau tingkat lanjut seperti itu tetapi diserang mati oleh kilat atau turun satu demi satu atau di dalam kelompok pada kedewasaan utama mereka atau lebih awal.
Kematian dari suatu pohon individu atau suatu kelompok menghasilkan suatu gap di dalam kanopi hutan yang memungkinkan pohon lain tumbuh. Ini pada gilirannya menjangkau kedewasaan dan barangkali senescence; kemudian mati. Kanopi Hutan, secara terus menerus mengganti pohon tumbuh dan mati. Ini merupakan suatu kesatuan hidup dalam keadaan keseimbangan dinamis. Itu menyenangkan untuk diteliti pertumbuhan ini siklus kanopi ke dalam tiga fasa: tahap gap, membangun tahap, dan tahap dewasa ( cf. Watt 1947).
Tingkat dan pengaturan dari tahap ini berbeda dari hutan ke hutan, sebagian besar berbeda sebab faktor yang menyebabkan kematian.Di Hutan Hujan Dipterocarpaceae selalu hijau pada Malaya Tengah, suatu daerah dimana gap kecil merupakan hal yang biasa terjadi.
Jumlah materi tumbuhan baru memproduksi per unit area per unit waktu, yang dapat disebut netto produktivitas primer hutan, berbeda antara tiap tahapan. Tahap gap yang rendah, meningkat ke suatu maksimum di dalam tahap pertumbuhan, dan merosot sepanjang tahap dewasa ( cf. Watt 1947).

.Stratifikasi

Hutan sering dianggap menjadi lapisan atau strata dan formasi hutan berbeda untuk mendapatkan jumlah strata berbeda & Strata ( Lapisan, atau tingkat) sering mudah dilihat dalam hutan.  Mungkin pemakaian umum istilah stratifikasi untuk mengacu pada lapisan total tingginya pohon, yang kadang-kadang diambil seperti lapisan tajuk pohon. Pandangan yang klasik lapisan pohon yang selalu hijau dataran rendah tropis hutan hujan adalah bahwa ada lima strata, A-E. Lapisan A merupakan lapisan paling tinggi pohon yang paling besar yang biasanya berdiri seperti terisolasi atau kelompok yang muncul kepala dan bahu, di atas berlanjut lapisan B, kanopi yang utama. Di bawah B adalah suatu tingkat pohon lebih rendah, Lapisan C ditunjukan bergabung dalam B kecuali pada dua poin-poin dekat akhir.Lapisan D adalah berhutan treelets dan lapisan E forest-floor tumbuh-tumbuhan herba dan semaian bibit kecil. Bersama-Sama ini lima lapisan menjadi anggota synusiae dari tumbuhan autotrophic independent mekanis. Dihubungkan dengan Lapisan struktural ini, sering kasus yang di dalam strata yang lebih rendah tajuk pohon kebanyakan lebih tinggi dari lebar, dan sebaliknya.

Lapisan bentuk tajuk berhubungan dengan pertumbuhan pohon.Pohon muda masih bertumbuh tingginya lingkar hampir selalu monopodial, dengan batang tunggal (ada beberapa perkecualian, sebagai contoh Alstonia), dan tajuk pada umumnya sempit dan jangkung.Pohon Dewasa kebanyakan jenis adalah sympodial, tanpa batang pusat tunggal, dan beberapa dahan melanjut untuk tumbuh menambah lebar tajuk setelah dewasa tingginya telah dicapai; paling pada umumnya, sympodial tajuk lebih luas dibanding mereka adalah dalam, terus meningkat sangat dengan meningkatnya umur pohon.Pohon lebih pendek belum dewasa dibanding yang tinggi.Lapisan bentuk tajuk begitu sangat diharapkan.
Pertumbuhan Tinggi kebanyakan jenis pohon menjadi sempurna ketika hanya antara sepertiga dan setengah mencapai lubang diameter akhir. Diikuti daun-daunan akan cenderung untuk dipusatkan berlapis-lapis di mana suatu jenis atau suatu kelompok jenis dari dewasa serupa tingginya mendominasi suatu posisi, sebagai contoh, di dalam hutan dipterocarp

Lapisan utama pada hutan hujan tropis

Hutan hujan tropis memiliki empat lapisan utama.Masing-masing lapisan merupakan tempat hidup tanaman dan hewan yang berbeda yang telah beradaptasi untuk hidup di wilayah tersebut.Lapisan ini telah diidentifikasi sebagai tajuk kanopi (emergent), kanopi atas (upper canopy), bawah kanopi (understory), dan lantai hutan (forest floor).
Tajuk Kanopi (emergent) berada di ketinggian lebih dari 30 m dari permukaan tanah, tajuk ini bisa sendiri-sendiri atau kadang-kadang menggerombol, namun tak banyak.Tajuk pohon hutan hujan tropis rapat oleh cabang dan daun.Hal ini menyebabkan sinar matahari tidak dapat menembus hingga ke lantai hutan.Di tajuk ini juga dijumpai tumbuh-tumbuhan yang memanjat, menggantung, dan menempel pada dahan-dahan pohon semisal rotan, anggrek, dan jenis paku-pakuan.Elang, kupu-kupu, kelelawar dan monyet tertentu mendiami lapisan ini.
Kanopi atas (upper canopy), memiliki ketinggian antara 24–36 m memungkinkan cahaya mudah diperoleh di bagian atas lapisan ini, tetapi mengurangi cahaya ke bagian bawah. Sebagian besar hewan hutan hujan hidup di kanopi atas.Burung, serangga, kelelawar dan primata tertentu mendiami lapisan ini.Di bagian ini tersedia begitu banyak makanan (buah dan dedaunan) menyebabkan beberapa hewan tidak pernah turun ke lantai hutan.Kanopi, berdasarkan penelitian, adalah rumah bagi 50 persen dari semua spesies tanaman.
Bawah kanopi (understory) adalah terletak antara kanopi dan lantai hutan, terdiri dari pohon-pohon muda, pohon-pohon yang tertekan pertumbuhannya, atau jenis-jenis pohon yang tahan naungan. Bawah kanopi merupakan rumah bagi sejumlah besar serangga, burung, ular dan kadal, serta predator seperti jaguar, boa dan macan tutul.
Lantai hutan (forest floor) biasanya benar-benar terhalang dari cahaya. Jenis-jenis tumbuhan yang hidup adalah yang toleran terhadap naungan.Di lantai hutan tumbuh jenis liana yang melilit dan mengait cabang untuk mencapai tajuk kanopi. Jenis kehidupan yang tidak begitu memerlukan cahaya, seperti halnya aneka kapang, jamur, dan organisme pengurai (decomposer: rayap, cacing tanah) hidup dan berkembang. Dedaunan, buah-buahan, ranting, dan bahkan batang kayu yang rebah, segera menjadi busuk diuraikan oleh aneka organisme tadi.Panas dan kelembaban membantu untuk memecah organisme yang mati.Bahan organik hasil penguraian kemudian dengan cepat diserap oleh akar pohon.

.Bentuk Pohon

Pohon adalah bentuk hidup yang utama pada hutan hujan. Bahkan tumbuhan bawah sebagian besar terdiri dari tambuhan berkayu bergentuk pohon berhutan; semak belukar yang terlihat jarang, meskipun demikian lapisan D sering dengan bebas disebut “lapisan semak belukar”

1.       Tajuk

Aspek yang paling penting dari bentuk pohon untuk  adalah perbedaan antara konstruksi tajuk monopodial dan sympodial. Kebanyakan jenis berubah ke bentuk tajuk sympodial ketika mereka dewasa tetapi beberapa mempertahankan bentuk tajuk monopodial sepanjang seluruh hidup, sebagai contoh, semua Annonaceae dan Myristicaceae di hutan tropis timur jauh, ini umum terjadi di antara jenis pohon kecil berkembang di dalam kanopi. k dengan volume kayu yang meningkat per area, dan pohon-pohon monopodial dengan karakteristik tajuk yang sempit, merupakan subyek yang lebih baik dalam penanaman dibandingkan jenis sympodial. Ini merupakan salah satu alasan mengapa conifer yang akan ditanam pada tropika basah yang memiliki daya tarik lebih untuk diperhatikan, khusunya Pinus spp tropis, dan Araucaria dan mengapa Shorea spp dari kelompok Dipterocarpaceae kayu Meranti Merah Terang dan jenis cepat tumbuh lainnya, jenis yang memerlukan cahaya, jenis kayu keras asli setempat, seperti Albizia falcata, Campnosperma, Endospernum dan Octomeles, memiliki perhatian yang terbatas.
Tajuk pohon memiliki konstruksi yang tepat. Faktor utama yang menentukan bentuk tajuk adalah pertumbuhan apical versus lateral, meristem radial simetrik versus bilateral simetrik, berselang–seling dan berirama versus pertumbuhan berlanjut dari tunas dan daun atau bunga. Kombinasi faktor-faktor ini hanya memberikan pembatasan jumlah total dari model yang mungkin dari konstruksi tajuk. Arsitektur pohon tidak berkorelasi baik dengan taksonomi, beberapa famili kaya akan model, contohnya Euphorbiaceae dan yang lain miskin, contohnya Myristicaceae.

*      Batang Pohon

Untuk mengamati bentuk batang pohon di atas lantai hutan selalu lebih kurang seperti tiang, sedikitnya sampai bagian yang paling rendah,
Bani.
Tinggi Banir, menyebar, bentuk permukaan dan ketebalan biasanya tetap di dalam suatu jenis dan oleh karena itu, seperti bentuk tajuk penunjang adalah penuntun untuk identifikasi hutan. Ada sedikit bukti yang ganjil untuk menilai kebenaran atau jika tidak menyangkut penyamarataan yang umum bahwa pohon dengan akar ketukan dalam tidak membentuk penunjang, dan sebaliknya.

*      Kulit Batang

hutan hujan kaya dengan warna dan bayangan dari hitam (Dyospiros) sampai putih (Tristania), sampai warna coklat terang (Eugenia). Kecuali batang-batang pohon yang mengarah keluar iklim mikro hutan, seperti pohon yang dalam proses terisolasi dan pada pinggiran hutan, memiliki warna yang seragam yaitu abu-abu pucat. Sapihan dan tiang yang kecil memiliki kulit batang yang tipis dan lembut.Batang pohon dengan diameter di atas 0.9 m memperlihatkan suatu keaneka ragaman bentuk permukaan, secara kasar seperti bercelah, bersisik, atau “dippled”, dan beberapa licin.Setelah daun, karakteristik permukaan kulit batang dan penampilannya menjadi bantuan yang paling utama ke pengenalan jenis hutan dan mungkin punya arti untuk taksonomi. Beberapa famili homogen kulit batangnya dan yang lain menunjukkan pola gamut.

*      Bunga

Biasanya bunga berkembang berhubungan dengan batang (Cauliflory) atau cabang (ramiflory) bervariasi antara formasi hutan hujan tropis yang berbeda.Cauliflory adalah paling umum di hutan hujan tropis dataran rendah yang selalu hijau dan berkurang sehubungan dengan pertambahan tinggi tempat.

*      Akar

Suatu Pertumbuhan, memperbaharui minat akan sistem akar pohon hutan hujan tropis dengan pengembangan studi dalam produktivitas dan siklus hara..Seperti kebanyakan kasus, kebanyakan akar ditengah hutan hujan ditemukan sampai pada 0.3 m atau kira-kira pada tanah.Banyak pohon yang sistem perakarannya dangkal dengan tidak menembus terlalu dalam semuanya.Beberapa, mungkin sedikit, mempunyai akar ketukan dalam, tetapi oleh karena; berhubungan dengan berbagai kesulitan dalam pelaksanaannya maka sistem perakaran sangat sedikit dipelajari. Nye dan Greenland (1960) sudah memberi perhatian pada peran penting akar secara relatif , beberapa menembus ke kedalaman tertentu untuk mengambil hara mineral dari pelapukan partikel batuan atau horizon alluvial, di samping peran mereka sebagi penstabil dan jangkar. Sesungguhnya sangat sukar untuk mengetahui akar mana yang sangat bagus dan merupakan ciri hidup mereka.Komponen ini kemudian biasanya diremehkan, meskipun demikian esuatu yang sangat substansial dalah menegtahui jumlah biomassa akar. Biomassa akar merupakan urutan kesepuluh dari total biomassa dari dua hutan yang dipelajari. Hal ini merupakan alasan yang dapat dipercaya menagapa akar terkonsentarsi di permukaan karena hara inorganik terbentuk di sana sebagai hasil dekomposisi sisa-sisa bagian tumbuhan yang jatuh dan hewan yang mati.

2.       Epifit, pemanjat dan pencekik
Epifit dan pemanjat dibuat stratifikasi. Di dalam masing-masing synusia dua kelompok utama dapat dikenali, suatu photophytic atau kelompok yang memerlukan matahari , menyesuaikan diri secara morfologi maupun fisiologi dengan iklim mikro dari kanopi hutan, dan skiophytic atau kelompok yang memerlukan keteduhan, menyesuaikan diri dengan daerah yang lebih dingin, lebih gelap dan lebih lembab pada iklim mikro dari kanopi hutan, meskipun demikian perbdaan ini tidak pernah absolut.

1.       Epifit

Epifit tajuk pohon seperti kebanyakan anggrek dan Ericaceae.Dalam hutan hujan tropika banyak tumbuh golongan epifit yang jumlahnya kurang lebih 10% dari pohon-pohon dalam hutan hujan (Richards, 1952). Epifit adalah semua tumbuh-tumbuhan yang menempel dan tumbuh di atas tanaman lain untuk mendapatkan sinar matahari dan air. Akan tetapi epifit bukanlah parasit.Epifit bahkan menyediakan tempat tumbuh bagi hewan­-hewan tertentu seperti semut-semut pohon dan memainkan peranan penting dalam ekosistem hutan.Sebagian besar tanaman ini (seperti lumut, ganggang, anggrek, dan paku-pakuan) tingkat hidupnya rendah dan bahkan lebih senang hidup di atas tumbuh­-tumbuhan lain daripada tumbuh sendiri.



2.       Pemanjat

Banyak pemanjat yang menjangkau puncak kanopi mempunyai bentuk tajuk, dan sering juga ukuran, dari tajuk pohon.Pemanjat biasanya dengan bebas menggantung pada batang pohon, dan dapat berubah menjadi pemanjat berkayu besar.Mereka diwakili oleh banyak famili tumbuhan.Semua kecuali dua jenis dicurigai Gymnosperm Gnetum adalah pemanjat berkayu besar.Di antara pemanjat berkayu besar yang paling umum adalah Annonaceae. Palm yang menjadi pemanjat, rotan, adalah kelas penting lainnya dari pemanjat berkayu besar yang merupakan corak hutan hujan.
Pemanjat berkayu paling besar adalah photophytes dan tumbuh prolifically di dalam pembukaan hutan dan pinggiran hutan, menimbulkan dongeng yang populer rimba raya tebal yang tak dapat tembus. Mereka bertumbuh dalam gap dan tumbuh dengan tajuk pada pohon muda, maka akan ikut dengan bertumbuh tingginya penggantian kanopi. Mereka juga bertumbuh setelah operasi penebangan dan boleh membuktikan suatu rintangan serius kepada pertumbuhan suatu hutan

3.       Pencekik

Para pencekik adalah tumbuhan yang memulai hidupnya sebagai epifit dan menurunkan akar ke tanah dan meningkat dalam jumlah dan ukuran dan bertahan di bawah tekanan dan akhirnya dapat membungkus pohon yang menjadi tuannya sehingga sering pohon itu kemudian mati. Contoh pencekik adalah Schefflera, Fagraea, Timonius, Spondias dan Wightia






FLORA DAN FAUNA

A.      Flora
Udara di bawah kanopi hampir selalu lembab.Pohon-pohon mengeluarkan air melalui pori-pori daun (stomata). Proses penguapan ini disebut transpirasi. penguapan ini menyebabkan setengah dari curah hujan di hutan hujan.
Tumbuhan hutan hujan melakukan banyak adaptasi terhadap lingkungan.Dengan curah hujan yang tinggi, tanaman beradaptasi untuk meloloskan air dari daun mereka dengan cepat sehingga cabang tanaman tidak terbebani.Banyak tanaman memiliki ujung tetes dan alur daun, dan beberapa daun memiliki lapisan berminyak untuk menumpahkan air.Daun-daun yang lebar digunakan untuk menyerap sinar matahari sebanyak mungkin.Beberapa pohon memiliki tangkai daun yang berubah seiring dengan pergerakan matahari sehingga mereka selalu menyerap cahaya dalam jumlah maksimum.Daun di atas kanopi berciri hijau gelap, kecil dan kasar untuk mengurangi kehilangan air di bawah sinar matahari yang kuat.Beberapa pohon menumbuhkan daun yang lebar pada tingkat yang lebih rendah dan menumbuhkan daun kecil di kanopi atas. Tanaman lain tumbuh di atas kanopi untuk mendapatkan sinar matahari. Tanaman tersebut adalah epifit seperti anggrek dan bromeliad.
Lebih dari 2.500 spesies tanaman merambat tumbuh di hutan hujan. Liana tumbuh dari semak kecil yang tumbuh di lantai hutan, ia menumbuhkan sulur untuk menggapai pohon dan mencapai sinar matahari di atas kanopi. Tanaman merambat tumbuh dari satu pohon ke pohon lain dan membentuk 40% dari daun kanopi. Rotan anggur memiliki duri di bagian bawah daunnya yang menunjuk ke belakang sebagai pegangan anakan pohon.
Tidak ada spesies dominan di hutan hujan tropis. Pohon dari spesies yang sama sangat jarang ditemukan tumbuh berdekatan. Keragaman hayati dan pemisahan spesies mencegah kontaminasi massal dan kematian dari penyakit atau karena pertumbuhan serangga. Keanekaragaman hayati juga menjamin bahwa akan ada cukup serbuk sari untuk mengurus kebutuhan setiap spesies. Hewan tergantung pada bunga-buah tanaman sebagai pasokan makanan sepanjang tahun.

B.      Fauna
Kehidupan fauna sangat beragam.Hewan-hewan penghuni hutan hujan tropis berupa mamalia, burung, reptil, amfibi, dan serangga.Karakteristik hewan ini adalah memiliki warna-warna cerah dengan pola yang tajam, bersuara keras, dan ketergantungan pada buah-buahan.
Hewan-hewan yang hidup di hutan hujan tropis diantaranya adalah Kupu-kupu, Kumbang, Kupu-kupu Sayap Bening, Capung, Kupu-kupu Burung Hantu, Ulat Kaki Seribu, Belalang Sembah, Lutung Gading, Monyet, Gorilla, Lemur, Kera, Orangutan, Macan, Ocelot, Kerbau, Babi Rusa, Kelelawar, Kapibara, Rakun, Gajah, Pemakan Semut Raksasa, Berang-Berang Sungai, Tapir Malaya, Badak, Tapir, Babi Hutan, Beo Abu-Abu Afrika, Enggang, Nuri Hitam, Kasuari Gelambir Ganda, Kasuari Leher Emas, Bangau Bluwok, Motmot, Merpati Nicobar, Beo, Merak, Nuri Pelangi, Nuri Merah, Enggang Badak, Scarlet Ibis, Scarlet Macaw, Swainson's Toucan, Toucan, Kakaktua Kuning, Kadal, Anole, Bunglon, Iguana Fiji, Tokek Mata Hijau, Iguana, Bunglon Daun, Leaf-Tailed Gecko, Biawak Rawa, Biawak Air, Ular, Boa Constrictor, Piton Pohon Hijau, Buaya, Caiman/Alligator, Katak, Blue Poison Dart Frog, Giant Monkey Frog, Green Poison Dart Frog, Katak Emas Panama, Katak Tomat, Ikan Angelfish, Neon Tetras, Discus, lele, Danios, Gurame, ikan adu.



Hutan Larangan Adat Kenegrian Rumbio

            Dari sedikit tutupan hutan yang masih tersisa di Riau, hutan larangan Rumbio adalah secercah harapan yang tersisa. Hutan larangan Rumbio yang merupakan hutan adat dari Kenegerian Rumbio memang hanya sedikit kawasan dibanding kawasan konservasi lain. 
Namun jika dibandingkan kawasan konservasi resmi yang dipelihara pemerintah, seperti cagar alam atau suaka alam, Rumbio bisa dikatakan lebih baik. 
Apalagi hutan Rumbio tak dipelihara negara atau pun dalam pengawasan Unesco seperti Cagar Biosfer Giam Siak Kecil-Bukit Batu. Hanya adat Kenegerian Rumbio yang menjaganya.
Dalam peta rencana tata ruang wilayah (RTRW), kawasan hutan Rumbio termasuk dalam areal pemanfaatan langsung (APL).Tidak ada aturan perundangan yang melarang penebangan hutannya. 
Akan tetapi hutan adat yang memiliki luas 570 hektare ini relatif terjaga hingga saat ini.Bahkan sejak ratusan tahun lalu, hutan ini nyaris tak tersentuh dan menjadi hutan primer yang asli.
Saat kita memasuki kawasan hutan larangan Rumbio, nuansa hutan langsung terasa.Areal perbukitan dengan kontur tanah menanjak menjadi salah satu ciri khasnya. 
Udara sejuk langsung menyergap.Binatang hutan pun bernyanyi.Nyamuk mengerubung. Dari jalan aspal dan perumahan penduduk, jaraknya hanya sekitar 50 meter, hingga derap kehidupan dan laju kendaraan masih terdengar.
            Tapi memasuki hutan adat ini, semuanya berganti alami.Ada beberapa pohon karet di sekelilingnya, namun dalam jumlah kecil.Beberapa perkebunan karet warga memang menjadi areal penyangga hutan adat ini.   
Hutan adat Rumbio tidak terhubung dengan hutan lainnya.Di sekelilingnya sudah bertumbuhan perumahan penduduk dan perkebunan karet milik masyarakat. 
Jarak dengan hutan terdekat sejauh 5 Km, yakni hutan produksi terbatas (HPT) PT Batang Lipai Siabu yang luasnya mencapai ribuan hektare. Secara administratif, kawasan hutan ini terletak di empat desa yakni Rumbio, Padang Mutung, Pulau Sarak, Koto Tibun, semuanya di wilayah Kecamatan Kampar, Kabupaten Kampar, Riau. 
Sebagai hutan primer, hutan larangan Rumbio memiliki vegetasi yang asli dan beragam.Di antaranya yang paling besar adalah pohon kempas.Kempas di hutan ini ada yang mencapai diameter bawah hingga 2 meter, atau empat pelukan orang dewasa, bahkan lebih. 
Selain kempas, ada juga ara, arang-arang, bayas, cubadak hutan, jelutung, kandis, keruing, kulim, manau, manggis hutan, medang sendok, meranti, palem kipas, pulai, rambutan hutan, pinang hutan, gaharu, dan lainnya.
            Sedangkan fauna di kawasan ini di antaranya rusa, babi, bajing, beruk, biawak, kijang, landak, simpai, trenggiling, tupai, ungko.Ada juga beberapa burung langka seperti rangkong, enggang, dantiung.